yang kulakukan hanya duduk bersila di lapangan yang penuh dengan
mahasiswa baru. Ya, aku adalah mahasiswa baru di salah satu Universitas
Swasta yang ada di Jakarta. Yang kulakukan dari pagi setelah sampai di
kampus hanyalah duduk dan mendengarkan pembicara di atas panggung hingga
adzan maghrib berkumandang. Dan kami hanya izinkan keluar dari barisan
ketika sholat dan ke kamar mandi.
Mataku menyapu setiap sudut lapangan. Aku mencari teman-teman SMAku. Tetapi pencarianku terhenti di sebelah kiri depan barisanku. Dengan almamater hijau, celana bahan hitam, baju kemeja biru, dan sepatu putih yang kau kenakan menarik perhatianku. Seketika aku terdiam. Memandangimu dari ujung rambut hingga ujung kaki. Kemudian kembali lagi ke ujung rambutmu yang kau pangkas dan kau sisir rapi dan memandang wajah jutekmu itu. Senyum mulai menghias di wajahku.
Mataku menyapu setiap sudut lapangan. Aku mencari teman-teman SMAku. Tetapi pencarianku terhenti di sebelah kiri depan barisanku. Dengan almamater hijau, celana bahan hitam, baju kemeja biru, dan sepatu putih yang kau kenakan menarik perhatianku. Seketika aku terdiam. Memandangimu dari ujung rambut hingga ujung kaki. Kemudian kembali lagi ke ujung rambutmu yang kau pangkas dan kau sisir rapi dan memandang wajah jutekmu itu. Senyum mulai menghias di wajahku.
"hey perhatian! yang disini barisannya rapiin!"bentaknya. Uhh galak
banget sih mas, batinku. Suaranya begitu lembut, namun tegas. Sebentar
kualihkan pandanganku ke arah panggung, kemudian kembali kearah semula
namun sudah tak ada dirimu disana. Ahh dimana kamu kak? Tanyaku dalam
hati. Sedikit kecewa melihatmu tidak berdiri disana. Namun tak membuatku
patah semangat untuk mencarimu lagi. Yap, kali ini aku menemukanmu
diatas panggung bersama teman-teman bpm mu. Wow! Aku pikir kamu
ketuanya. Ternyata kamu kabid1. Grogi ya? Kok gak lancar gitu sambutan
pidatonya? :o gapapa kok. Kamu tetap kece :) *bagiku
usai sambutan itu, aku tak lagi melihatmu. Percuma saja mata ini mencarimu sampai ke sudut-sudut tersembunyi. Tapi aku tak melihatmu.
usai sambutan itu, aku tak lagi melihatmu. Percuma saja mata ini mencarimu sampai ke sudut-sudut tersembunyi. Tapi aku tak melihatmu.
Sesi kedua, usai kumpul dengan prodi masing-masing. Aku kembali
melihatmu. Dengan gaya yang berbeda tentunya. Bukan dengan wajah yang
sangar, jutek atau menyebalkan. Kali ini senyum selalu menghias di
wajahmu.
Dihari kedua.
Pagi ini. Ya pagi ini aku melihatmu sedang mencari mangsa yang bisa kau bentak. Tapi sepertinya aku tak melihat satu orang pun yang kau bentak. Dan aku malah melihat senyum di wajah jutekmu itu, tapi terlihat tampan di mataku.
Di hari kedua ini aku lebih sering mendapatimu di depan mataku. Kau sering sekali berjalan di depan barisanku. Dan aku sering memergokimu sedang melihatku -mungkin-. Aku senang kau berlama di hadapanku. Andai aku dapat berbicara denganmu. Andai kita dapat saling mengenal. Mungkin itu hanya harapan. Tapi bagiku, melihatmu saja aku sudah senang. Walauku tau, banyak penggemarmu disana.
Dihari kedua.
Pagi ini. Ya pagi ini aku melihatmu sedang mencari mangsa yang bisa kau bentak. Tapi sepertinya aku tak melihat satu orang pun yang kau bentak. Dan aku malah melihat senyum di wajah jutekmu itu, tapi terlihat tampan di mataku.
Di hari kedua ini aku lebih sering mendapatimu di depan mataku. Kau sering sekali berjalan di depan barisanku. Dan aku sering memergokimu sedang melihatku -mungkin-. Aku senang kau berlama di hadapanku. Andai aku dapat berbicara denganmu. Andai kita dapat saling mengenal. Mungkin itu hanya harapan. Tapi bagiku, melihatmu saja aku sudah senang. Walauku tau, banyak penggemarmu disana.
teruntukmu kakak jutekku -HH-
Komentar
Posting Komentar