Tepat di hari ini,
tanggal 1 Oktober 2012 menjadi salah satu tanggal yang sangat aku nantikan.
Tapi tidak untuk hari ini. Dan sejak 6 bulan yang lalu. Saat kau meminta padaku
untuk berpisah. Mengakhiri semua hubungan yang telah kita jalani selama hampir
12 bulan, yang diawali dengan ta’aruf sampai menjalin sebuah ikatan. Memang
bukan ikatan suci. Tapi inilah salah satu penyebab akan terjadinya ikatan ini
menjadi sebuah ikatan suci.
Sebulan mengenalmu
terasa biasa saja. Dua bulan, tiga bulan, hingga di bulan yang kelima, kau
mengungkapkan rasa sayang, rindu, dan berakhir pada pertanyaanmu yang hari itu
juga langsung aku menjawabnya.
**
“aku sayang sama kamu..”
begitu katanya
Hening.
Aku menatap matanya. dia
menatap mataku.
“aku juga sayag sama
kamu” ini jawabku
Hening lagi.
Diam berpikir, ‘apa
yang akan dia katakana lagi padaku?’
“kamu mau jadi pacarku?”
tanyanya
Hening lagi untuk
kesekian kali.
“gak perlu jawab
sekarang kok, kan besok masih ada waktu” katanya dengan menunjukan senyum
termanis yang dimilikinya
“gak perlu besok juga
aku jawabnya kalo sekarang aku bisa ngejawab”
“terus jawaban kamu?”
dia bertanya heran
“mau kamu apa?”
“kok malah balik nanya
sih??? Ya udah jelas dong kalo aku mau kita jadian”
“yaudah kalo itu mau
kamu, kita jadian”
Senyum terhias
diwajahnya yang terlihat sangat letih itu. Aku senang saat melihatnya
tersenyum. Sangat manis dan tampan sekali.
**
5 bulan kemudian, semua
teman-temanku mengetahui kalau aku mempunyai pacar. Padahal aku ini termasuk
dalam kategori wanita yang anti pacaran menurut teman-temanku. Hingga ramailah
satu kelas dengan tema gossip “Nurin Have a Boyfriend”. Aku beruntung hanya
kelasku saja yang tau. Karena aku tak ingin satu sekolah tau siapa kekasihku
itu. Jika semua tau, mungkin akan ada masalah besar yang terjadi.
Di bulan yang kelima
ini pula aku mengetahui siapa kekasihku yang sebenarnya. Dia binatang? Makhluk halus?
Atau jangan-jangan dia itu alien…. Bukan, bukan!! Pacarku bukanlah makhluk-makhluk
aneh itu. Terus siapa dong? Pacarku itu seorang pria yang mempunyai banyak
penggemar di sekolah. Bukan hanya diangkatanku, angkatan dibawahku pun banyak
yang mengagumi dirinya. Kasian yaaa, udah diangkat dibawah lagi *abaikan*. Bukan
hanya para siswi, mungkin gurupun banyak yang mengaguminya. Pacarku siswa yang
berprestasi? Tidak! Kalau dengar cerita dari guru dan teman-teman, dia itu
siswa yang dibilang menengah kebawah. Tapi karena dia pintar dalam
bersosialisasi, bergaul, berbicara, berdebat, dan ber-ber-ber yang lainnya,
jadilah dia siswa yang mempunyai penggemar dimana-mana.
**
“ternyata kamu banyak
penggemar yaaa” ledekku
“iya dong, salah
satunya kamu”
“ihh kalo aku jadi
penggemar kamu, aku yang ngejer-ngejer kamu tau”
“emang penggemar harus
ngejer-ngejer idolanya gitcu? Udah kaya paparazzi aja bep”
“biasanya sih gitu,
apalagi penggemar kamu yang satu itu. Emm siapa namanya? Emm Fanda yaaa?
Perubahan suasana mulai
terasa ketika aku menyebutkan nama Fanda.
“jangan bahas dia”
Bla bla bla bla
Keributan kecil terjadi
diantara kami. Itu memang biasa terjadi dalam hubungan.
Hari-hari berlalu
dengan tawa dan tangis, tapi lebih sering dengan tawanya sih J.
Tak luput juga masalah datang menghampiri.
**
Bulan ke 10
Banyak sekali masalah
yang datang dihubungan kami ini. Mulai dari penggemarnya yang mengirimkan terror-teror
gak penting, hingga ancaman dari salah seorang guru. Semua itu coba kami
selesaikan dengan kepala dingin. Tapi ada satu masalah yang sampai sekarang
mungkin tidak akan selesai jika kami teruskan membahasnya, dan kami akhiri
masalah itu dengan perpisahan kami pada bulan ke 11.
**
Bulan ke 11
Dreeett dreeett
dreeeettt
Ponselku bergetar
One new message
Pacar:*
“kayanya kita putus aja deh bep,
bukannya aku gak sayang sama kamu. Tapi aku takut makin banyak lagi yang
ngelakuin hal yang sama ke kamu. Kamu tau kan betapa aku sayangnya sama kamu. Jadi
daripada kamu lebih terluka, mending kita putus aja”
“putus??? Apa salah gue
sampe dia mutusin gue? Gara-gara Fanda sama temen-temennya? Gue gak redoooo!!!”
Aku sedikit berteriak
ketika aku selesai membaca pesan darinya.
“apa yang ngebuat kamu putusin aku?
Fanda sama temen-temennya? Aku mau ketemu!”
Balasku
Sore itu pun aku
bertemu dengannya di taman tempat biasa kita saling berbagi.
**
“bukan karna Fanda,
bep. Tapi karna yang mereka lakuin ke kamu….” Panjang lebar dia jelaskan semua
alasannya
“aku bisa handle itu
semua kok, bep. Kamu gak percaya sama aku?”
Air mata sudah
membendung di mataku.
“nanti kamu juga akan
ngerti, bep…”
Hening.
“ngerti apa?”
“maaf.
Aku Cuma bisa bilang sampe sini. Maaf kalo aku selalu buat kamu kesel. Maaf kalo
aku gak bisa ngertiin kamu. Maaf, maaf dan maaf yang bisa aku ucapin ke kamu
sekarang sebagai tanda untuk menutupi semua kesalahan aku ke kamu. Dan maaf
banget hubungan kita gak bisa berlanjut. Aku sayang sama kamu. Jaga diri kamu,
aku udah gak bisa selalu ada di sisi kamu setiap waktu. Tapi aku janji akan ada
setiap kamu butuh aku.”
Air
mataku sudah mengalir deras. Dan dia pun pergi meninggalkan aku menangis sendiri
di taman ini.
Sekarang
sudah tidak ada dia lagi di hari-hariku.
Sudah
tidak ada lagi yang membuatku kesal.
Sudah
tidak ada lagi yang menghapuskan air mata ketika aku menangis.
Sudah
tidak ada lagi yang memanggilku “BEBEP”.
Tapi
selalu ada untukku, kapan pun, dimana pun, sampai detik ini.
Dia
masih dia yang dulu. Belum berubah. Dan aku harap, dia tak pernah berubah.
*selamat
tinggal Sayang, terimakasih untuk semua yang telah kau berikan padaku, aku
merindukanmu. Selamat Tanggal 1 yang ke 18. Aku mencintaimu. MASIH mencintaimu*
-01052011
sampe 25042012-
Still
loving you
With
love
Komentar
Posting Komentar