1 yang ke 17



Tepat di hari ini, tanggal 1 Oktober 2012 menjadi salah satu tanggal yang sangat aku nantikan. Tapi tidak untuk hari ini. Dan sejak 6 bulan yang lalu. Saat kau meminta padaku untuk berpisah. Mengakhiri semua hubungan yang telah kita jalani selama hampir 12 bulan, yang diawali dengan ta’aruf sampai menjalin sebuah ikatan. Memang bukan ikatan suci. Tapi inilah salah satu penyebab akan terjadinya ikatan ini menjadi sebuah ikatan suci.

Sebulan mengenalmu terasa biasa saja. Dua bulan, tiga bulan, hingga di bulan yang kelima, kau mengungkapkan rasa sayang, rindu, dan berakhir pada pertanyaanmu yang hari itu juga langsung aku menjawabnya.

**
“aku sayang sama kamu..” begitu katanya
Hening.
Aku menatap matanya. dia menatap mataku.
“aku juga sayag sama kamu” ini jawabku
Hening lagi.
Diam berpikir, ‘apa yang akan dia katakana lagi padaku?’
“kamu mau jadi pacarku?” tanyanya
Hening lagi untuk kesekian kali.
“gak perlu jawab sekarang kok, kan besok masih ada waktu” katanya dengan menunjukan senyum termanis yang dimilikinya
“gak perlu besok juga aku jawabnya kalo sekarang aku bisa ngejawab”
“terus jawaban kamu?” dia bertanya heran
“mau kamu apa?”
“kok malah balik nanya sih??? Ya udah jelas dong kalo aku mau kita jadian”
“yaudah kalo itu mau kamu, kita jadian”
Senyum terhias diwajahnya yang terlihat sangat letih itu. Aku senang saat melihatnya tersenyum. Sangat manis dan tampan sekali.
**
5 bulan kemudian, semua teman-temanku mengetahui kalau aku mempunyai pacar. Padahal aku ini termasuk dalam kategori wanita yang anti pacaran menurut teman-temanku. Hingga ramailah satu kelas dengan tema gossip “Nurin Have a Boyfriend”. Aku beruntung hanya kelasku saja yang tau. Karena aku tak ingin satu sekolah tau siapa kekasihku itu. Jika semua tau, mungkin akan ada masalah besar yang terjadi.

Di bulan yang kelima ini pula aku mengetahui siapa kekasihku yang sebenarnya. Dia binatang? Makhluk halus? Atau jangan-jangan dia itu alien…. Bukan, bukan!! Pacarku bukanlah makhluk-makhluk aneh itu. Terus siapa dong? Pacarku itu seorang pria yang mempunyai banyak penggemar di sekolah. Bukan hanya diangkatanku, angkatan dibawahku pun banyak yang mengagumi dirinya. Kasian yaaa, udah diangkat dibawah lagi *abaikan*. Bukan hanya para siswi, mungkin gurupun banyak yang mengaguminya. Pacarku siswa yang berprestasi? Tidak! Kalau dengar cerita dari guru dan teman-teman, dia itu siswa yang dibilang menengah kebawah. Tapi karena dia pintar dalam bersosialisasi, bergaul, berbicara, berdebat, dan ber-ber-ber yang lainnya, jadilah dia siswa yang mempunyai penggemar dimana-mana.

**
“ternyata kamu banyak penggemar yaaa” ledekku
“iya dong, salah satunya kamu”
“ihh kalo aku jadi penggemar kamu, aku yang ngejer-ngejer kamu tau”
“emang penggemar harus ngejer-ngejer idolanya gitcu? Udah kaya paparazzi aja bep”
“biasanya sih gitu, apalagi penggemar kamu yang satu itu. Emm siapa namanya? Emm Fanda yaaa?
Perubahan suasana mulai terasa ketika aku menyebutkan nama Fanda.
“jangan bahas dia”
Bla bla bla bla
Keributan kecil terjadi diantara kami. Itu memang biasa terjadi dalam hubungan.


Hari-hari berlalu dengan tawa dan tangis, tapi lebih sering dengan tawanya sih J. Tak luput juga masalah datang menghampiri.

**
Bulan ke 10
Banyak sekali masalah yang datang dihubungan kami ini. Mulai dari penggemarnya yang mengirimkan terror-teror gak penting, hingga ancaman dari salah seorang guru. Semua itu coba kami selesaikan dengan kepala dingin. Tapi ada satu masalah yang sampai sekarang mungkin tidak akan selesai jika kami teruskan membahasnya, dan kami akhiri masalah itu dengan perpisahan kami pada bulan ke 11.

**
Bulan ke 11
Dreeett dreeett dreeeettt
Ponselku bergetar
            One new message
                        Pacar:*
“kayanya kita putus aja deh bep, bukannya aku gak sayang sama kamu. Tapi aku takut makin banyak lagi yang ngelakuin hal yang sama ke kamu. Kamu tau kan betapa aku sayangnya sama kamu. Jadi daripada kamu lebih terluka, mending kita putus aja”

“putus??? Apa salah gue sampe dia mutusin gue? Gara-gara Fanda sama temen-temennya? Gue gak redoooo!!!”
Aku sedikit berteriak ketika aku selesai membaca pesan darinya.
“apa yang ngebuat kamu putusin aku? Fanda sama temen-temennya? Aku mau ketemu!”
Balasku
Sore itu pun aku bertemu dengannya di taman tempat biasa kita saling berbagi.
**
“bukan karna Fanda, bep. Tapi karna yang mereka lakuin ke kamu….” Panjang lebar dia jelaskan semua alasannya
“aku bisa handle itu semua kok, bep. Kamu gak percaya sama aku?”
Air mata sudah membendung di mataku.
“nanti kamu juga akan ngerti, bep…”
Hening.
“ngerti apa?”
“maaf. Aku Cuma bisa bilang sampe sini. Maaf kalo aku selalu buat kamu kesel. Maaf kalo aku gak bisa ngertiin kamu. Maaf, maaf dan maaf yang bisa aku ucapin ke kamu sekarang sebagai tanda untuk menutupi semua kesalahan aku ke kamu. Dan maaf banget hubungan kita gak bisa berlanjut. Aku sayang sama kamu. Jaga diri kamu, aku udah gak bisa selalu ada di sisi kamu setiap waktu. Tapi aku janji akan ada setiap kamu butuh aku.”
Air mataku sudah mengalir deras. Dan dia pun pergi meninggalkan aku menangis sendiri di taman ini.

Sekarang sudah tidak ada dia lagi di hari-hariku.
Sudah tidak ada lagi yang membuatku kesal.
Sudah tidak ada lagi yang menghapuskan air mata ketika aku menangis.
Sudah tidak ada lagi yang memanggilku “BEBEP”.
Tapi selalu ada untukku, kapan pun, dimana pun, sampai detik ini.
Dia masih dia yang dulu. Belum berubah. Dan aku harap, dia tak pernah berubah.


*selamat tinggal Sayang, terimakasih untuk semua yang telah kau berikan padaku, aku merindukanmu. Selamat Tanggal 1 yang ke 18. Aku mencintaimu. MASIH mencintaimu*


-01052011 sampe 25042012-
Still loving you
With love

Komentar