burung kesepian

mungkin aku hanyalah seekor burung yang terbang tanpa kompas
aku terbang melewati lautan cinta yang terhempas
sesekali aku hinggap disebuah ranting, berangankan angan agar Tuhan memberiku teman untuk perjalananku
ketika Tuhan mengirimku teman, terkadang itu bukanlah teman seperti apa yang kuharapkan
Tuhan mengirimku seekor kuda
dia adalah seekor kuda yang baik, mamu berlari kencang, bertenaga kuat
namun dia hanya bisa menemaniku di sepanjang hutan
dia takkan pernah bisa menemaniku untuk mengarungi lautan

aku kembali hinggap disebuah padang rumput
aku kembali memohong kepada Tuhan
"Tuhan, berilah aku teman"
lalu Tuhan memberiku seekor semut
seekor semut yang pekerja keras, setia dan tak pernah mengeluh
namun dia hanya bisa menemaniku berjalan ditanah
dia tak bisa menemaniku untuk terbang bebas
aku bukanlah merasa Tuhan tidak adil padaku
aku hanya merasa lelah untuk terus mencari dan terus menunggu
aku bertemu dengan seekor burung
dia menemaniku terbang mengudara
dia menemaniku terbang mengarungi lautan , menyebrangi samudra
melewati hutan dan menerobos hujan
aku terus menikmati hariku
merasa bahwa sialah teman sejatiku sampai akhir
nanti, suatu hari,
aku mendapatkan hari dimana aku harus kehilangan temanku
karena dia memutuskan untuk pergi dan mencari temannya yang baru

aku lelah
aku berhenti mencari
aku berhenti mengarungi lautan
aku berhenti menerobos hujan
aku terdiam
aku kembali bercerita pada Tuhan
Tuhan kembali menjawab keluhanku
angin datang kepadaku
ia menyampaikan pesan Tuhan
"kau hanya perlu menunggu, kau hanya perlu bersabar, kau hanya perlu beusaha, janganlah kau mengeluh atas keaadaanmu. sekarang ini, apapun keadaannya, percayalah bahwa Aku telah merencanakan semua dengan seksama. tak selamanya Aku harus memberimu kebahagiaan, dan tak selamanya pula aku memberimu kesengsaraan"

aku terdiam sampai akhirnya angin pergi
hujan pun datang
"kawanku, janganlah kau berlarut dalam kesedihan. aku masih sama seperti dulu. aku masih menunggumu untuk kau terobos. aku masih menunggumu untuk kembali menari bersamaku"

aku baru menyadari betapa hebatnya rencana Tuhan kepada seekor burung sepertiku.
aku hanya perlu menunggu.

Komentar