Witing Tresno Jalaran Soko Kulino *part1*

Sayang, sudahlah, usahamu akan sia-sia. Meski kamu ucap bermilyar kali pun, kamu tidak akan pernah bisa mengubah keputusan orang tua kamu untuk membatalkan perjodohan kalian. Cinta atau tidaknya kamu sama wanita itu tidak membuat goyah pendirian Ibumu, Sayang. Itu bukan menjadi urusan mereka. Yang mereka tahu hanyalah "PERJODOHAN yang MUNGKIN akan membuat kalian BAHAGIA" atau lebih tepatnya kedua orang tua kalian. Tanpa perlu mereka tahu ada aku di sini yang terluka; dan mungkin lelaki yang telah bersama wanita itu. Sayang, tapi ingatkah kamu, jika perjodohan kalian adalah salah satu hal yang dapat membuat orang tua kamu bahagia? Dia, wanita yang Ibumu pilihkan, aku tahu dia wanita yang baik. Tentu saja, jika tidak, Ibumu tidak akan menjodohkanmu dengannya. Sayang, tak usahlah kamu pikirkan bagaimana hancurnya hatiku kini. Tak usahlah kamu pikirkan berapa banyak anak panah yang tertancap di hatiku yang kecil ini. Kamu ingat tidak, jika kamu pernah berkata bahwa aku adalah wanita yang kuat? Ya, aku kuat menerima kenyataan ini.

Pagi tadi, temanmu datang ke rumahku dengan membawa sebuah kotak panjang berukuran sedang. Aku sudah tahu apa isi dari kotak tersebut. Temanmu banyak bercerita tentang detik-detik pernikahan kalian. Aku mencoba menahan airmataku agar tetap berada ditempatnya. Temanmu pun bercerita tentang usaha-usahamu untuk membatalkan pernikahan yang sudah dapat dihitung dengan jari. Aku coba tegar, Sayang. Setelah jutaan kata keluar dari mulut temanmu, ia izin pamit. Airmata yang semula berhasil kutahan kini sudah membanjiri kedua pipiku. Aku buka kotak itu dengan berat hati. Berisi sebuah gaun berwarna putih gading, dan tentu saja undangan pernikahanmu. Semakin deras airmataku mengalir.

Sayang, ketahuilah jika aku akan akan menjadi orang pertama yang akan memberimu ucapan selamat. Aku pasti datang ke pesta pernikahanmu menggunakan gaun yang kamu berikan. Aku akan tersenyum melihatmu berdiri memberikan salam pada tamu yang hadir. Aku akan ikut bahagia, walau sebenarnya hatiku hancur.

Berjanjilah, Sayang, untuk tetap berikan senyummu pada tamumu.
Berjanjilah, Sayang, untuk berbahagia bersama wanita itu.
Berjanjilah, Sayang, untuk tidak mengkhianati wanita itu.


Witing tresno jalaran soko kulino. Cinta akan datang karena terbiasa, Sayang.
Terbiasalah untuk mencintainya.

aku turut bahagia,
kekasih yang kamu cintai

Komentar