Sebenarnya wajahmu pun sudah tak kuingat dengan jelas. Setiap pagi hanya terbayang saja. Yang aku hafal jelas, hanya namamu.
Lagipula, kalau patah hati ‘kan membuat suatu kenangan. Aku harus mengalami patah hati yang luar biasa. Aku tau bahwa tak akan diingat.
Menunggu seseorang, membuat perasaan agak cemas ya? Aku selalu menjadi orang yang menunggu. Rasanya aku ingin dilahirkan dengan menghisap udara yang sama. Makin lama makin suka. Tidak seharusnya begini.
Bukankah pada mulanya memang sudah memastikan akan patah hati? Pada suatu saat akan menjadi kenangan.
Kalau kenangan yang seperti ini, aku tidak butuh.
Terlalu pedih.
Bohong, kalau hanya melihatmu aku tidak apa-apa. Aku hanya ingin dicintai. Tolong, kembalilah seperti semula.
Aku terus menerus memperhatikan dirimu.
Hari-hari lewat, sambil tertawa.
Hari-hari lewat, sambil terluka.
Tak ada hal yang dilupakan.
Tapi sudah tamat.
Sampai hari ini kamu akan hilang dari dalam hatiku.
Waktu bertemu saat ini, aku diam melewatimu.
Melakukan hal seperti itu sampai sekarang.
Seperti yang dikatakannya dulu…
Selamat tinggal.

Komentar