I Miss You

Aku sedang menata angin dalam rak rak kecil. Ku tata rapih dan akan ku hangatkan. Setelah itu akan ku isi dengan ribuan rindu yang nantinya akan ku tiupkan padamu. Hujan turun tak sesuai pada wadahnya. Airnya selalu lolos dari cangkir kecil yang ku taruhkan disisi jendela. Aku seperti berlari dalam naungan awan. Mengejar bintang yang tak sempat di genggam. Aku ingin mengajarkan mu banyak hal. Termasuk mengenyangkan hati ketika rindu butuh pertemuan. Tapi harus kau tau , pelangi tak akan datang jika hujan tak mampir sebentar. Begitupun kita , tak mungkin bisa memenangkan pertemuan jika tak ada penantian.

Syukuri saja pertemuan kita yang hanya dalam sebait kata. Yang hanya bisa melegakan tenggorokan mu ketika malam tiba. Aku mencintaimu begitu adil. Sampai lupa bagaimana caranya mencurangi kerinduan ini. Sayangnya, rindu tak buta. Aku tak bisa membohonginya jika dia menangis meminta wajahmu. Rindu tak tuli. Suara mu yang slalu ia dengar membuatnya tersendu di malam kalbu. Rindu tak bisu. Namamu selalu ia sebut seiring waktu yang terus berlalu.

Haruskah aku membuat rindu mengerti? bahwa tenagaku tak cukup untuk membawamu kesini. Matahari tak pernah membantuku untuk menjemputmu. Dia hanya terdiam melihat dari kejauhan
Dan hujan , sekali lagi ku sebut namanya dalam kisah percintaan kita. Dia hanya mampu menjadi perantara ketika aku membutuhkan mu. Rindu ku dia sampaikan dengan  kehalusannya dalam membelaimu.

Aku sempat berfikir bagaimana bisa aku menghabiskan teh hangat ini tanpamu? Bagaimana bisa nasi-nasi itu bermain bebas di antara perut ku? Jika kabarmu selalu menghilang tertutup kabut. Kita memang haus pertemuan , tapi kita tidak serakah dalam menikmatinya. Aku tidak ingin membuat orang lain tersakiti akibat pertemuan ini. Ada garis hitam yamg tak bisa seenaknya kita lewati. Untuk itu , bersabarlah sedikit hingga ku jemput kau dengan nyanyian syahdu.

Taruhlah rindu mu itu dalam satu kalimat sederhana. Buat kata itu tak bisa diterjemahkan oleh orang lain, namun tanpa membaca aku sanggup mengartikannya. Bukankah itu yang dinamakan cinta? Tanpa isyarat dia akan tau apa arti sesungguhnya. Maaf , belum bisa ku temukan musim saat kurindukan mu. Membuat kita harus terhubung dari signal komunikasi. Maaf , belum sanggup ku genggam jemarimu. Karna langit belum mengijinkan itu. Maaf,belum bisa ku raih bola matamu. Ketika tangis membasahi seisinya.
Kita bukan sebuah harapan yang hanya di inginkan dan menunggu akan diwujudkan. Tapi kita sebuah kemauan. Dimana usaha dan doa selalu kita ajarkan untuk berjalan beriringan.

Memang bukanlah hal yang mudah,Ketika kita menuntun rindu itu dengan satu kaki. Terpincang hingga jatuh berulang kali. Hebatnya , keyakinan mu selalu terus berkobar agar rindu sanggup berjalan dengan sendirinya. Kita membesarkan rindu dengan kasih sayang. Agar terus tumbuh dan tumbuh lalu tumbuh lagi. Meskipun tua dan memutih , rindu akan terus ingatkan kita bagaimana sulitnya berjuang demi pertemuan.

Jika sanggup ku belikan kau dunia. Aku tak akan memberikan mu seutuhnya. Karna kau tak butuh luasnya dunia. Yang kau butuhkan hanyalah satu waktu dimana kita bisa berada dalam satu tempat yang hanya ada kau dan aku. Disana kita bisa menulis banyak hal saat kita di jauhkan seperti sekarang. Ada banyak cerita yang sudah ku bungkus rapih menjadi hadiah kecil. Di depannya ku tuliskan namamu sebagai penerima. Kau mau tau isinya? Hanya kata "R.I.N.D.U" yang sengaja ku tulis untukmu. Simpanlah , agar kau tau seistimewa itu rindu ku padamu..

Komentar