Di Setiap Hujan Punya Cerita

haaaaaiii
Back to November Rain hohohoho
yak, ini udah awal bulan November. dan memang sudah seharusnya hujan turun membasahi bumi, memberi kesejukan di muka bumi.

Sabtu, 7 November 2015
kamu tau kan kalau aku sangat mencintai hujan? ya, hari ini hujan pertama yang turun membasahi Jakarta di bulan ini. masih ingat bukan dengan seorang pria yang dulu selalu aku ceritakan jikalau hujan datang? ya, pria itu datang lagi menghampiri hidupku. dengan berjuta alasan yang dimilikinya, aku tak ingin mengetahuinya. yang kutau hanyalah, ia datang dengan maksud yang baik. aku tak ingin mengartikan lebih maksud dan tujuannya mendatangiku lagi.
pria itu datang tepat setelah nenek dan tanteku sampai di rumah untuk mengantar Dian pulang.
"Assalamualaikum..." salamnya ketika ia baru turun dari motor kesayangannya.
"Waalaikumsalam..." jawab nenekku, "Cari siapa ya, Mas?"
"Indahnya ada, Nek?"
"Ohhh temannya Mba Indah ya, Mas? Masuk dulu sini", ajak nenekku masuk.
aku, ibu, dan tanteku yang sedang duduk di ruang tamu membicarakan tentang pernikahan tanteku terkejut melihat kedatangan pria itu. "Lo ngapain ke rumah gue?", tanyaku kaget setengah mati. bagaimana tidak, dia yang sudah setahun lebih tidak menginjakkan rumahku, dia yang sudah setahun lebih tidak menampakkan wajahnya, dia yang sudah setahun lebih tidak memberikan kabar apapun, tiba-tiba muncul di depan rumahku.
"Hai, Ndah..", sapanya sembari mengangkat sebelah tangannya memberikan salam.
"Ngapain lo ke rumah gue?", tanyaku mengulang pertanyaan yang tadi.
nenekku meninggalkan kami, aku dan pria itu berdua di halaman rumah.
"Kamu apa kabar? Udah lama aku ga main ke sini, udah lama juga ga ketemu sama kamu. tadi sengaja jalan-jalan dekat sini, dan memang berniat untuk mampir. Sekedar untuk ngobrol sebentar sama kamu, bolehkan?"
"Haha alibi banget lo", jawabku ketus.
Ibuku yang melihat kami dari ruang tamu pun menghampiri kami. "Eh ada, Aa. masuk A, sini. udah lama nih Aa ga main. Kemana aja?", sapa Ibu.
"Hehehe iya nih, bu. saya sibuk kerja sama kuliah bu. Saya baru pindah kantor lagi bu, makanya lagi sibuk banget ini. jadi ga bisa mampir kaya dulu", cerita pria itu panjang leber. Ibu hanya tersenyum mendengar jawaban dari pria itu. Ibu mengetahui dengan benar alasan yang sesungguhnya. bukan karena pria itu sibuk dengan urusannya, melainkan karena anak gadisnya ini sudah tidak ingin berurusan lagi dengan pria itu.
"Mba Indah, ajak Aa masuk dong. ga enak kan kalo ngobrol di luar. bikinin minum juga sana", pinta Ibu.
"Ga usah Bu, Indah sama Aa mau pergi kok. dia dateng cuma mau jemput Indah aja"
pria itu kaget mendengar ucapanku. dengan segera aku masuk ke dalam rumah dan mengganti pakaianku yang layak. segera kutarik tangan pria itu untuk meninggalkan rumahku.
"Kita mau kemana?", tanyanya bingung.
"UNJ", jawabku singat dan ketus.
dengan segera pria itu memutar balikkan motornya dan melajukannya dengan kecepatan standar. selama perjalanan dari rumahku menuju UNJ, aku lebih banyak memilih untuk diam dan tidak meladeninya berbicara. hingga akhirnya pria itu merasa jenuh, ia pun berhenti berbicara.
"Yahhhh, Ndah, ujan. gimana dong?", tanyanya bingung karena tiba-tiba hujan turun rintik.
"Baru gerimis kok, cari tempat untuk neduh aja nanti kalo udah agak deras"
pria itu menuruti permintaanku, hingga hujan deras turun tak lama kemudian.
"Udah deres nih, kita neduh di bawah halte transjakarta aja ya"
pria itu menghentikan motornya di dekat tangga halte transjakarta. dengan segera aku turun dari motor dan meneduh di tangga halte transjakarta sedangkan pria itu memarkirkan motornya. hujan turun dengan derasnya. tak ada satu pun diantara kami yang ingin memulai pembicaraan terlebih dulu.
detik demi detik pun terlewati, namun masih saja diantara kami tidak ada yang saling menegur. pria itu sibuk dengan poselnya sedangakan aku sibuk melihat dan bermain dengan hujan yang jatuh di telapak tanganku.
"Jangan main hujan, Ndah. nanti sakit loh", akhirnya ini tidak menjadi awkward moment yang panjang untuk kami. "Hmm?", acuhku. aku tak terlalu mempedulikannya. aku terlalu asik bermain dengan hujan yang membasahi telapak tanganku.
"Kita mau ngapain di UNJ?", pria itu tetap gigih berusaha mengajakku berbicara.
"Iseng"
"Kamu makin cantik aja"
"...." aku memilih diam, sama sekali tidak tertarik untuk berbicara dengan pria itu.
kring kring kring
ponselku berdering. kulihat nama yang tertera dalam layar smartphone milikku. tertera satu emoticon berlambang kiss. 
"Hallo..." sapa suara diujung telepon itu.
"Hmm..."
"Kamu lagi dimana? kok ramai suara kendaraan? lagi di luar ya?
"Aku kan udah bilang kalo mau ke UNJ, sekarang lagi neduh di halte Penas"


*to be continue.....*

Komentar