Di Setiap Hujan Punya Cerita (3)

setelah mendapatkan undangan pernikahan dari Pria itu sebulan lalu akhirnya aku memutuskan untuk menghadiri pernikahannya hari ini, Minggu 24 Januari 2016. tepat di tanggal perpisahan kita, Pria itu sudah menikah, sedangkan aku? aku masih sibuk "bermain" perasaan.

ternyata begini ya rasanya datang ke pernikahan mantan seorang diri. perih melihat seorang pria yang dulu mengimpikan sebuah pernikahan denganmu namun kini bersanding dengan wanita lain. tapi disatu sisi aku pun merasa bahagia melihatnya kini melepas masa lajangnya. tetap saja, apa kamu tidak gila melihat seseorang yang setiap harinya selalu membicarakan tentang masa depan kalian berdua namun kini kamu melihatnya bersanding dengan orang lain. dengan susah payah aku menahan air mataku jatuh membuat sungai di kedua pipiku.

Banjarnegara, Minggu, 24 Januari 2016.
dari penginapan yang keluargamu sewakan, untuk kesekian kalinya, dengan berat hati aku mengucapkan selamat menempuh hidup barumu, A. apapun yang terjadi hari ini, apapun yang menyangkut tentang diriku dan air mataku hari ini, aku ucapkan selamat atas pernikahanmu.

kota Banjar menjadi saksi bisu kamu telah menikahi seorang wanita "berdarah" Jawa. secara tidak sengaja pula kamu telah menjilat ludahmu yang telah kamu buang waktu itu. kamu ingat apa yang telah kamu katakan padaku mengenai "darah" Jawa dan "darah" Sunda tidak akan pernah bersatu? hahaha kolot sekali! tapi dengan bodohnya aku termakan perkataanmu. dan dengan semudah itupun kamu menikahi seorang wanita "berdarah" Jawa? HA HA HA itu sangat lucu, Tuan!

hujan sedang turun rintik malam ini. mungkin Ia tahu jikalau aku sedang bersedih kemudian Ia menggantikan air mataku dengan rintikan hujan. kamu tahu apa yang adikmu bicarakan padaku tadi siang? benarkah ini perjodohan yang kamu bilang sebelumnya? bukankah kamu telah menolaknya? lantas ini apa?

tidak sedikit kerabatmu yang kukenal hadir di pernikahanmu siang ini. tidak sedikit pula dari mereka yang menanyakan keadaanku melihat dirimu disana. "Are you oke, Ndah?". HA HA aku tersindir mendengar pertanyaan seperti itu. kamu tahu itu pertanyaan dari siapa? kamu benar, dialah teman seprofesimu di kantor. sepertinya temanmu mengetahui bagaimana keadaanku saat itu tanpa harus aku menjawab pertanyaannya. setidaknya dia masih peduli denganku untuk menanyakan keadaanku. kamu? mungkin kamu lupa kalau kamu telah mengundangku dan menyarikan penginapan untukku. terima kasih, namun aku tak peduli.

walau sebenarnya aku ingin menghancurkan acaramu hari ini tapi aku bisa berbuat apa?
selamat menikmati malam pertamamu, A.

cerita tentangmu selesai sampai disini.

Komentar