Aku Benci Berbohong

Aku benci harus berbohong
Berkata aku akan turut berbahagia
Asalkan kau berbahagia
Meski bukan aku lagi alasannya

Itu bohong.

Aku benci harus berbohong
Bahwa aku tak lagi merindukanmu
Padahal, setiap malam aku bergelut melawan nyata
Bahwa merindukanmu, sudah bisa dianggap dosa

Itu bohong.

Aku benci harus berbohong
Bahwa aku akan berusaha menerima keadaan sekarang
Dan rasa sayang harus bisa kubuang
Jauh sampai ia hilang

Itu pun bohong.

Aku benci harus menganggapmu teman biasa
Itu susah, sangat susah
Karena kau adalah orang yang paling ingin kuabadikan dalam segala karya

Lalu, bagaimana aku bisa?

Aku benci harus menulis ini semua
Bagaimana mungkin kebohongan menjadi begitu memuakkan?
Apakah kejujuran sudah menjadi begitu mahal?

Komentar